Shallow Frying dan Deep Frying: Perbedaan, Kelebihan dan Kekurangan

Dalam ilmu masak memasak atau food & beverage, ada beragam teknik memasak makanan seperti shallow frying, deep frying, pan frying, sauteing dan stir frying. Masing-masing teknik tersebut secara umum bisa dibedakan berdasarkan peralatan serta banyak sedikitnya minyak yang digunakan.

Misalkan saja seperti Shallow frying menjadi salah satu teknik memasak yang paling sering digunakan, termasuk di kitchen department yang ada di hotel-hotel bahkan juga di dapur-dapur rumah tangga maupun pedagang kaki lima. Namun meskipun begitu tiap-tiap teknik memasak juga memiliki perbedaan, kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Pengertian Shallow Frying

Pengertian Shallow Frying
masakapahariini.com

Dilihat dari artinya, “shallow” berarti dangkal. Sesuai konsepnya, Shallow frying adalah teknik memasak untuk menggoreng makanan menggunakan minyak yang sedikit.

Minyak goreng yang digunakan hanya sekitar sepertiga tinggi makanan, yang membuatnya tidak tenggelam di dalamnya. Karena dangkalnya minyak, bisa jadi tidak menyentuh seluruh bagian makanan yang sedang dimasak.

Tetapi, metode shallow frying membuat makanan lebih cepat matang. Maka dari itu, untuk mendapatkan kematangan yang sempurna di seluruh bagian, Anda harus membolak-balikkannya dengan hati-hati.

Kemudian, dalam tekniknya, shallow frying mengutamakan pemanasan lemak. Ketika lemak belum panas, nantinya justru kurang bagus hasil pengolahan makanannya. Lemak tersebut bisa diserap oleh makanan tersebut.

Tetapi di sisi lain, ketika lemaknya yang terlalu panas, akan menimbulkan asap serta gosong pada bagian sisi luar makanan.

Kelebihan Shallow Frying

Dilihat dari cara penerapannya yang sangat mudah, shallow frying memiliki beberapa kelebihan, dibandingkan teknik memasak lainnya, seperti sebagai berikut:

  • Masakan lebih cepat matang, yang berarti waktu pengolahan makanan lebih singkat.
  • Lebih hemat dalam penggunaan minyak goreng.
  • Makanan tidak banyak mengandung minyak.
  • Warna makanan yang dihasilkan dari penggorengan, masih bagus (tidak rusak atau banyak berubah).
  • Lebih cocok untuk makanan yang berukuran kecil atau tipis, karena jumlah minyak yang sedikit (dangkal).
  • Zat nutrisi yang larut dalam air pada makanan yang diolah tersebut, tidak hilang.

Kekurangan Shallow Frying

Di samping kelebihan yang ditawarkan, teknik memasak shallow frying juga memiliki beberapa kekurangan, apalagi karena panas didapatkan dari pemanasan lemak. Kekurangan shallow frying di antaranya adalah:

  • Selama memasak / menggoreng, sebaiknya tidak ditinggal, harus selalu dipantau / dicek agar makanan tersebut tidak gosong.
  • Tidak cocok untuk semua makanan, karena hanya bisa diterapkan untuk masakan yang menggunakan potongan daging kecil dan biasanya memiliki harga yang
  • Karena waktu masak lebih cepat, makanan juga terkadang lebih sulit dikunyah.

Contoh Masakan shallow frying

Seperti yang sudah disebutkan bahwa shallow frying tidak cocok untuk semua makanan. Shallow frying biasanya diterapkan untuk menggoreng beberapa fillet seperti ikan, ayam, daging.

Selain itu juga untuk menggoreng ikan utuh yang memiliki ukuran kecil sampai sedang, steak, sosis, omelet telur hingga sayuran. Shallow frying diterapkan di beberapa masakan yang populer, seperti sebagai berikut:

1. Telur Dadar Isi

Masakan sederhana yang semua orang pasti bisa mengolahnya. Apalagi strukturnya yang tipis dan memang dalam memasaknya tidak membutuhkan banyak minyak.

Dengan teknik shallow frying, telur dadar yang tipis tetapi berisi sayuran menjadi masakan yang mudah dibuat, ekonomis dan tetap menarik.

2. Pecak Terong

Teknik shallow frying juga bisa diterapkan untuk memasak pecak terong. Sajian terong yang digeprek lalu diberi bumbu dan santan. Tentunya, kenikmatan pecak terong tidak kalah dengan olahan terong lainnya, seperti balado atau pun terong goreng.

3. Crispy Chicken Wing

Salah satu makanan kekinian yang populer di kalangan anak muda dan anak-anak yaitu crispy chicken wing, ternyata dimasak dengan teknik shallow frying.

Sayap ayam berselimut tepung dengan saos dan bahan lainnya, dapat menjadi menu pilihan lezat dan mudah untuk di rumah.

Nah kemudian, ada juga deep frying, yang konsepnya adalah kebalikan dari teknik shallow. Hal itulah yang menjadi faktor utama perbedaan antara deep frying dengan shallow. Berikut ulasan tentang deep frying.

Pengertian Deep Frying

Pengertian Deep Frying

Seperti namanya “deep” atau tenggelam, deep frying adalah teknik memasak atau menggoreng makanan dengan penggunaan minyak yang banyak. 

Makanan yang diolah menggunakan teknik deep frying, akan tenggelam dalam minyak dengan suhu 176 – 1900C. Suhu minyak goreng yang panas akan membuat masakan yang telah terendam menjadi lebih cepat matang.

Kelebihan Deep Frying

Adapun kelebihan yang bisa kita dapatkan jika menggunakan teknik deep frying dalam menggoreng makanan adalah sebagai berikut :

  • Struktur makanan akan matang secara merata, tanpa perlu dibolak-balik.
  • Deep frying akan menghasilkan makanan dengan struktur krispi di bagian luar, tetapi moist di dalam.
  • Terhindar dari cipratan minyak saat penggorengan
  • Kerenyahan makanan akan terjamin
  • Sangat cepat dan praktis

Kekurangan Deep Frying

Meskipun ada banyak kelebihan yang bisa kita dapatkan, namun di sisi lain tentu saja ada kekurangan dari teknik menggoreng deep frying seperti :

  • Deep frying lebih banyak menghabiskan minyak goreng (lebih boros).
  • Deep frying membutuhkan peralatan masak yang lebih besar sehingga lebih memakan tempat

Prinsip Teknik Deep Frying

Ada beberapa prinsip penting dari teknik deep frying, yaitu:

  • Ketika makanan dimasukkan ke minyak mendidih, tekstur bagian luar makanan akan lebih keras. Hal inilah yang membuat minyak terhalang masuk ke semua sisi makanan, karena tekstur bagian luarnya.
  • Ketika suhu panas tinggi, semua air di bagian makanan akan menguap, yang memungkinkan makanan matang dari bagian dalamnya.
  • Suhu minyak tidak boleh terlalu rendah, karena akan terserap ke bagian dalam makanan yang membuatnya menjadi berminyak.
  • Suhu minyak juga tidak boleh terlalu tinggi, karena bisa membuat makanan terlalu kering dan minyaknya pun justru akan beroksidasi.

Contoh Masakan Deep Frying

Ada beberapa masakan yang  sangat cocok diolah menggunakan teknik deep frying, yaitu:

  • Makanan yang dibalut dengan tepung, seperti ayam goreng tepung (French fries), jamur krispi atau cumi krispi.
  • Ikan goreng, seperti lele, nila, patin dan sebagainya.

Teknik Memasak Lainnya

Pan Frying
kitchenseer.com

Selain yang telah dijelaskan di atas, sebernarnya masih ada teknik menggoreng lainnya yang juga harus anda ketahui seperti :

  • Pan Frying adalah teknik menggoreng makanan yang dilakukan menggunakan pan atau wajan dengan sedikit sekali minyak. Misalnya saja menggoreng patty burger.
  • Sauteing adalah teknik menggoreng/menumis makanan dengan sedikit minyak namun bahan makanan yang digunakan ukurannya lebih kecil seperti potongan sayur dll.
  • Stir Frying adalah teknik menggoreng/menumis makanan dengan penggunaan minyak sedikit lebih banyak daripada teknik sauteing. Misalnya saja untuk menumis capcay, seafood, dll.

Jadi itulah pembahasan seputar teknik memasak diantaranya perbedaan shallow frying, deep frying, pan frying , sauteing dan stir frying lengkap dengan kelebihan, kekurangan serta contoh masakannya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda.

Leave a Comment