Steak Adalah: Pengertian, Sejarah, Bagian & Tingkat Kematangan Daging

Steak menjadi salah satu jenis makanan yang menggunakan bahan utama daging. Daging yang digunakan dalam pembuatan steak umumnya adalah daging sapi merah yang segar. Namun tak menutup kemungkinan jika steak dibuat dari bahan daging lainnya seperti ayam ataupun ikan.

Ciri khas dari hidangan steak ini yakni cara pembuatannya yakni dengan dipanggang di atas bara api. Hal ini tentunya akan menghasilkan warna steak yang coklat dengan dibalur dengan saus, seperti saus barbeque. Dalam sajian steak, biasanya didampingi dengan bahan sayuran ataupun french fries.

Steak memiliki kandungan yang baik bagi tubuh, terutama dalam meningkatkan imunitas dan fungsi jantung. Akan tetapi, manfaat yang didapatkan dari mengonsumsi daging steak dalam takaran yang wajar. Sebelum anda mulai membeli steak, simak dahulu informasi seputar steak sebagai berikut.

Pengertian Steak

Steak adalah makanan olahan daging sapi yang dipanggang dengan tingkat kematangan tertentu. Mengapa steak begitu istimewa? Karena daging yang digunakan dipotong mengikuti alur serat otot. Selain itu, pembuatan steak umumnya dalam potongan daging yang besar, sehingga lebih nikmat.

Dalam sajian steak per 100 gram, mengandung kalori sebanyak 270 kcal namun rendah kolestrol yang hanya 78 mg. Steak sendiri disajikan biasanya sebagai menu utama tanpa nasi atau makanan pokok lainnya. Umumnya lebih menggunakan makanan pendamping sayuran seperti wortel, brokoli, kentang, dan lainnya.

Sejarah Steak

Sejarah Steak

Keberadaan steak diawali pada pertengahan abad ke-15 di daratan Eropa. Steak atau sebagai steik ini adalah makanan daging yang diiris tebal dan pembuatannya yang dipanggang. Steak tak banyak menggunakan bumbu, hanya garam dan rempah untuk menghasilkan rasa daging merah yang fresh.

Steak dahulunya bukan menggunakan daging sapi, melainkan daging rusa. Karena pada saat itu masyarakat kesulitan mendapatkan daging rusa, maka digantilah olahan steak dengan daging lainnya. Contohnya yakni daging sapi, daging kambing, daging kerbau, daging ayam, daging babi hingga ikan.

Seperti yang dikenal sekarang, steak yang menggunakan olahan daging sapi ini dimulai sejak abad ke-18. Dimana sapi kala itu mengalami peningkatan produksi terutama di kawasan Amerika. Sejak saat itulah, steak cukup popular dan sering dikonsumsi bersama dengan minuman wine.

Agar mendapatkan rasa gurih, biasanya steak disajikan dengan aneka saus, seperti saus barbeque, lada hitam, keju, dan berbagai jenis saus lainnya. Di Indonesia sendiri, steak dikenal dengan nama bistik, yang diperkenalkan oleh Belanda ketika menjajah ke Nusantara.

Macam-Macam Bagian Daging Steak

Bagian Daging Steak

Seperti yang anda ketahui, daging sapi memiliki berbagai bagian yang dapat dimanfaatkan untuk membuat daging steak. Bagian-bagian tersebut tentunya memiliki lebih banyak kandungan dagingnya dibanding lemak daging. Adapun macam-macam bagian daging steak diantaranya :

1. Tenderloin

Bagian daging steak yang pertama adalah tenderloin. Bagian daging ini sangat lembut dan enak ketika dimasak dengn bumbu-bumbu steak. Daging has dalam ini terdapat di bagian dekat ekor. Menariknya, tenderloin sangat minim lemak sehingga tidak alot ketika di panggang menjadi steak.

Tenderloin ini memiliki kandungan kalori sekitar 247 Kkal, lemak sekitar 18,16 gram dan juga protein sebesar 19,61 gram. Untuk menemukan daging terderloin ini, tidaklah sulit karena di setiap restoran steak biasanya menyediakan bagian daging sapi jenis ini.

2. Rib Eye

Bagian daging lainnya adalah rib eye. Rib eye adalah bagian daging sapi yang terdapat di bagian tengah dekat dengan punggung sapi. Bagian ini sangat menarik dan menjadi favorit para penikmat steak karena hasil pemanggangan steak rib eye akan terasa lembut.

Daging rib eye ini mengandung kalori sebanyak 161 Kkal dengan lemak 8,3 gram serta protein 20,13 gram per 100 gram sajian. Selain di panggang menjadi steak, rib eye juga cocok untuk di rebus dengan kuah atapun di asap.

3. Sirloin

Sirloin adalah bagian daging has dalam yang tak kalah nikmat jika dijadikan daging steak. Walaupun terdapat otot yang teksturnya keras, akan tetapi daging sirloin ini tetap empuk dengan serat daging yang halus.

Daging sirloin ini terdapat di bagian atas daging tenderloin, atau paling dekat dengan tulang ekor sapi. Dalam sajian per 100 gram, sirloin memiliki kalori sekitar 201 Kkal, lemak 12,7 gram dan protein sebesar 20,3 gram. Menariknya, daging ini memiliki harga jual yang lebih murah.

4. Flank

Flank adalah salah satu jenis daging steak yang berada di bagian perut sapi. Flank dikenal sebagai daging steak yang memiliki tekstur cukup keras dan alot. Hal ini karena flank diambil di bagian perut sapi yang mengandung banyak otot.

Setiap sajian per 100 gram daging flank, terdapat kalori sebesar 155 Kkal, lemak 7,17 gram dan besaran protein sekitar 21,22 gram. Bagian ini akan lebih baik jika cara pemangganannya di tingkat kematangan medium rare steak.

5. Wagyu

Wagyu merupakan jenis daging sapi yang popular dikembangbiakkan di Jepang. Daging wagyu sendiri memiliki rasa yang lebih lembut dibandingkan jenis daging steak lainnya. Kata wagyu merujuk pada jenis sapi ternakan yang diberi pakan biji-bijian.

Dalam daging wagyu memiliki karakteristik adanya marbling mulai dari grade 1 hingga 12. Daging wagyu cocok diolah menjadi steak dan seringkali ada di setiap restoran steak. Dalam sajian per 100 gram daging wagyu, terdapat kalori 286 Kkal, 23,3 gram dan juga 17,85 gram.

6. Tomahawk

Jenis daging sapi lainnya yang seringkali dijadikan olahan daging steak adalah tomahawk. Tomahawk ini diambil dari bagian punggung atau rusuk sapi. Sehingga daging tomahawk ini memiliki rasa dan tekstur yang tak jauh berbeda dengan daging rib eye.

Yang paling menarik dari daging tomahawk, anda bisa menikmati panggangan daging steak bersama dengan tulang rusuk sapi. Dalam sajian per 100 gram, daging tomahawk mengandung kalori sekitar 161 Kkal, lemak 8,3 gram dan protein sebesar 20,13 gram.

7. T-Bone

Pilihan daging steak yang masih mengandung tulang yakni ada T-Bone. Seperti namanya, daging T-Bone ini diambil dari bagian punggung sapi tepatnya antara letak tenderloin dan sirloin. Daging ini memiliki rasa yang gurih dan tetap empuk jika dimasak dengan cara grill.

Dalam sajian per 100 gram, daging T-Bone mengandung kalori sebesar 212 Kkal, lemak sekitar 14,31 gram dan juga protein sebesar 19,39 gram. Jangan khawatir jika anda memesan daging T-Bone di restoran steak, karena harganya jauh lebih terjangkau dibanding bagian daging lainnya.

Baca juga : Kebab Adalah: Pengertian, Sejarah, Macam Isian & Cara Membuat

Tingkat Kematangan Steak

Tingkat Kematangan Steak

Memasakan daging steak ternyata tidak harus benar-benar matang hingga ke bagian dalam. Di beberapa negara, daging steak dimasak hanya dengan mematangkan bagian luarnya saja. Sehingga bagian dalam masih berwarna merah segar.

Namun di beberapa negara lainnya juga lebih menyukai daging steak yang benar-benar matang. Sebenarnya cara memasak steak tergantung dengan selera penikmatnya. Hal ini yang menjadikan daging steak memiliki tingkat kematangan yang berbeda, seperti poin-poin berikut.

1. Bleu Steak

Tingkat kematangan daging steak yang pertama ialah Bleu Steak. Pada tingkat ini, daging steak hanya dimasak untuk mendapatkan hasil matang dibagian luarnya saja. Akan tetapi daging steak dimasak di bawah suhu yang tinggi dengan waktu memasak yang sebenar.

Teknik memasak steak seperti ini umumnya digunakan oleh masyarakat Perancis yang sudah mendarah daging menjadi tradisi mereka dalam menyantap steak. Mereka lebih menyukai olahan daging steak yang matang bagian luar saja, dan bagian dalamnya masih merah segar.

2. Rare Steak

Rare steak merupakan tingkat kematangan steak yang hampir seperti bleu steak, akan tetapi bagian tepi daging dimasak hingga kering. Cara memasak rare steak ini yakni dengan membolak balikkan daging 2 menit di setiap sisinya untuk mendapatkan bagian luar yang keabu-abuan.

Tingkat kematangan rare steak ini masih dikenal mentah bagian dalamnya karena bagian dalam rare steak ini masih kelihatan merah bahkan dengan darah daging yang sedikit mengalir.

3. Medium Rare Steak

Medium rare steak adalah tingkat kematangan daging steak yang mencapai sekiranya 50%. Teknik pembuatannya yakni dengan memanggangnya selama 3 ½ menit di setiap sisi daging. Medium rare steak ini memiliki memiliki bagian dalam yang merah muda dan luaran yang coklat.

4. Medium Steak

Selain medium rare steak, anda juga bisa memperoleh tingkat kematangan daging yang lumayan ramah di lidah orang Indonesia. Contohnya adalah medium steak yang dimasak sekitar 4 menit pada setiap sisi daging. Hal ini menghasilkan kematangan sedang baik diluar maupun dalamnya.

5. Medium Well Steak

Tingkat kematangan yang cukup bagus adalah medium well steak. Teknik memasak medium well steak yakni dengan cara memanggang daging di atas bara api selama 5 menit di setiap sisinya agar memperoleh daging steak yang matang.

Jadi tampilan dibagian luar lebih kecoklatan dan sedikit keras sementara bagian dalamnya cukup empuk dan matang. Tingkat kematangan memasak daging steak ini sudah cukup mendukung untuk lidah masyarakat Indonesia.

6. Well Done Steak

Bagi anda yang suka menikmati daging yang matang luar dalam, maka anda bisa menggunakan teknik memasak steak dengan tingkat kematangan well done steak. Pada tingkat ini, anda akan memperoleh daging kecoklatan baik dibagian luar maupun bagian dalamnya juga.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, anda perlu memasak selama 6 menit di setiap sisi daging agar matang sempurna. Well done steak memiliki tekstur yang keras dibagian luar, namun tetap empuk di bagian dalam. Tingkat kematangan ini sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.


Jadi itulah pembahasan mengenai apa itu steak? yang biasa dipakai steak bagian daging sapi mana saja dan juga beberapa tingkat kematangan steak yang bisa di request. Semoga bermanfaat ya!

Leave a Comment